Dalam beberapa pekan terakhir, panitia pelaksana terlihat sibuk mempersiapkan acara ini. Mulai dari pemilihan lokasi di Trawas, yang menawarkan suasana sejuk dan mendukung konsentrasi penuh, hingga memastikan kehadiran narasumber yang mampu memberikan pandangan segar. Tidak tanggung-tanggung, tiga tokoh dengan latar belakang unik diundang untuk memantik diskusi dan inspirasi. Hasan Rohmad, M.Pd., dikenal sebagai pendidik yang piawai menyentuh sisi humanis dalam pendidikan, akan berbagi pandangannya tentang penguatan karakter di tengah era teknologi. Mohammad Anas Fikri, S.T., M.T., seorang ahli teknologi, akan membuka wawasan para peserta tentang peran kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan. Sementara itu, Vivit Eka Damayanti, S.Pd., M.Pd., dengan pengalaman panjangnya, akan mengupas pentingnya inklusivitas dalam digitalisasi.
Di balik layar, tema solidaritas yang diusung bukan sekadar slogan. Panitia merancang sesi-sesi yang tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga kolaboratif. Diskusi kelompok, lokakarya, hingga forum terbuka akan menjadi wadah para guru untuk berbagi ide, tantangan, dan solusi nyata. Seorang anggota panitia, saat ditemui, menjelaskan bahwa tujuan utama acara ini adalah membangun kesadaran kolektif. “Kami ingin setiap guru pulang dengan semangat baru, bukan hanya ide-ide yang besar, tetapi juga langkah konkret yang bisa dilakukan di sekolah masing-masing,” ujarnya.
Menariknya, acara ini tidak hanya terbatas pada paparan materi. Peserta juga diajak untuk mengeksplorasi potensi teknologi digital yang relevan dengan pembelajaran. Demonstrasi perangkat dan aplikasi pembelajaran berbasis teknologi akan menjadi salah satu daya tarik utama. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap guru, bahkan mereka yang berasal dari pelosok, memiliki akses terhadap teknologi yang dapat mempermudah tugas mereka di kelas.
Tentu saja, harapan besar mengiringi persiapan Rakerda ini. Pendidikan di Kabupaten Sampang selama ini dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan fasilitas hingga akses teknologi yang belum merata. Namun, di tengah semua itu, tekad untuk maju tetap menyala. IGI Kabupaten Sampang memahami bahwa pendidikan di era digital tidak hanya membutuhkan guru yang melek teknologi, tetapi juga jiwa yang kokoh dalam membangun generasi masa depan.
Dalam percakapan santai dengan salah satu peserta, seorang guru muda mengungkapkan antusiasmenya terhadap acara ini. “Saya ingin belajar bagaimana teknologi bisa membantu saya mendekatkan pelajaran pada siswa. Tapi yang lebih penting, saya ingin tahu bagaimana kita, para guru, bisa tetap solid menghadapi perubahan yang terus datang,” katanya.
Trawas, dengan udaranya yang sejuk dan lanskapnya yang hijau, dipilih bukan tanpa alasan. Tempat ini memberikan suasana yang jauh dari hiruk-pikuk kota, memungkinkan para peserta untuk fokus dan meresapi setiap sesi yang ada. Di tengah suasana alam yang tenang, solidaritas dan visi besar diharapkan dapat terjalin lebih erat.
Rakerda ini bukan hanya sekadar agenda tahunan, melainkan langkah strategis untuk merumuskan pendidikan yang lebih adaptif dan inklusif. Sebuah upaya kolektif untuk menjawab tantangan zaman dengan tetap berpegang pada nilai-nilai kebersamaan. Ketika lonceng pembukaan acara ini berbunyi, para peserta tidak hanya akan membawa harapan, tetapi juga tekad untuk mengubah wajah pendidikan di Kabupaten Sampang. Semuanya dimulai di sini, di kaki gunung Trawas, dalam Rakerda IGI Kabupaten Sampang 2025.
Posting Komentar untuk "IGI Kabupaten Sampang Siap Menggelar Rakerda: Membawa Pendidikan Menuju Era Digital"